Kombinasi
sistem kemudi dan sistem suspensi harus menghasilkan stabilitas kendaraan ,
stabil dalam pengemudian dan daya balik kemudi
yang baik . Agar
sistem kemudi dan suspensi dapat berfungsi dengan baik , maka roda – roda depan
harus diatur dengan benar .
Untuk
menjamin penanganan kendaraan dengan
benar , dengan mengurangi dan
memperkecil stress dan keausan dari
setiap komponen, yaitu dengan mengatur
letak geometris mekanisme suspensi dan kemudi . Front Whell Aligment terdiri dari
tiap komponen, suspensi dan
komponen kemudi setelah terpasang pada
body ( atau chasis ) , pada umumnya dapat dikatagorikan dalam elemen
berikut :
·
Camber
·
Steering Axis ( king
pin ) inclanation
·
Caster
·
Toe angle]
·
Turing Radius
Pengaturan
sudut – sudut dan ukuran – ukuran ini tergantung pada sistem suspensi , sistem penggerak
roda dan sistem kemudi . Tujuannya agar kemampuan kendaraan dan
stabilitas kemudi dapat mencapai optimum , stabillitas pengemudian seeta
penggunaan komponen dapat bertahan lama .
Pada
kendaraan yang menggunakan suspensi belakang model bebas , roda belakang dapat
disetel ( camber dan toe-in ) seperti
halnya pada roda – roda depan harus dilakukan pada tempat datar , sehingga diperoleh tinggi kendaraan yang tepat
.
2 CHAMBER
Roda
– roda kendaraan dipasang dengan bagian
atasnya miring mengarah keluar atau
kedalam ( ini akan dapat dilihat langsung dari bagian depan ) .
Ini
disebut camber dan pengukurannya dalam
derajat kemiringan dari posisi vertikal .
Bila
miringnya roda kearah luar camber positif.
Sebaiknya bila miring ke arah dalam disebut camber negatif .
CHAMBER POSITIF
Pada
kendaraan yang memiliki camber positif ,
beban bekerja pada steering knuckle yang
berposisi dekat dengan spindle dasar untuk mengurangi beban pada steering knuckle .
CHAMBER NEGATIF
Tujuan
camber negatif adalah untuk mengutamakan kendaraan dapat lurus dan stabil
. Camber negatif mengurangi ground
camber kendaraan selama menggelinding ( kemiringan kendaran selama memebelok )
untuk menyempurnakan kemampuan belok kendaraan . Camber
negatif ini dapat pada kendaraan dengan
mesin dan penggerak roda depan (
front engine front wheel – drive )
3 STEERING
AXIS INCLINATION
Sumbu tempat roda berputar saat berbelok
ke kiri atau ke kanan di sebut steering axis . Axis ( sumbu ) ini digambarkan sebagai
garis imajinasi antara bagian atas dari
shock absorber upper support bearing dan
lower suspension arm ball joint .
Garis ini miring kedalam dapat
dibayangkan dari bagian depan kendaraan
yang biasa disebut kemiringan sumbu kemudi ( steering axis inclination ) atau disebut king pin .
Jarak
“ I “ yaitu jarak dari titik potong garis tengah ban dengan jalan ke titik potong steering axis dengan jalan
disebut “ OFFSET
“
OFFSET
yang lebih kecil akan membuat kemudi menjadi lebih ringan dan kejutan
akibat pengereman dan percepatan berkurang .
Disamping itu steering axis inclanition menghasilkan daya balik kemudi
dengan cara memanfaatkan berat kendaraan .
4 C A S T E R
Garis
tengah steering axis biasanya miring
bila dilihat dari samping .
Sudut yang dibentuk oleh garis ini dengan garis vertikal disebut
Caster .
Bila
miringnya steering axis ke arah belakang disebut Caster positif , sebaliknya
kemiringannya ke arah depan
disebut Caster Negatif . Pada umumnya
caster positif yang dipakai , karena menghasilkan kestabilan kendaraan saat
berjalan lurus dan daya balik kemudi setelah membelok .
Jarak
positif yang besar menyebabkan trail makin panjang dan daya balik kemudi makin
besar . Akan tetapi kemudi cenderung
menjadi lebih berat .
Caster
negatif membuat kemudi ringan , tetapi kestabilan kendaraan saat berjalan lurus
menjadi berkurang dan kemudi kurang dapat dikontrol
5 TOE ANGLE ( Toe
– In Dan Toe – Out )
Bila
bagian depan roda lebih kecil ke arah dalam dari pada bagian belakang roda (
dilihat dari atas ) , ini disebut toe –
in .
Sebaliknya susunan yang berlawanan disebut toe – out .
Toe
– In dan Toe – Out dinyatakan dalam
satuan jarak ( B - A )
TOE – IN :
A < B
TOE – OUT : A
> B
Bila
roda – roda depan memiliki canber positif ,
maka bagian atas roda miring mengarah ke luar . Hal ini akan menyebabkan roda – roda berusaha menggelinding kerah
luar pada saat mobil berjalan lurus ,
dan akan terjadi side – slip . Dan
ini akan mengakibatkan ban menjadi aus
. Untuk itu Toe – in digunakan pada
roda – roda depan untuk mencegah roda
menggelinding keluar yang disebabkan oleh camber
KECENDURUNGAN CAMBER TOE –OUT
6 TURNING RADIUS
Bila roda depan kanan dan kiri harus mempunyai
sudut belok yang sama besar , truning radiusnya
harus sama ( r 1 = r 2 ) . Akan tetapi masing – masing roda akan
berputar mengelilingi titik
pusat yang berbeda ( O 1 dan O
2 )
. Akibatnya kendaraan tidak dapat
berbelok dengan lembuy karena terjadinya side – slip pada roda - roda .
TITIK
PUSAT BERBEDA PADA SAAT BERBELOK
Untuk mencegah ini , knuckle arm dan tie rod
disusun agar pada saat berbelok
roda roda sedikit
toe – out . Akibatnya sudut
belok roda inner sedikit lebih besar
dari pada sudut belok roda outter dan
titik pusat putaran roda kiri dan kanan berimpit . Akan tetapi turning radiusnya berbeda ( r1 > r
2 ) .
Prinsip ini disebut prinsip Ackerman
.
TITIK
PUSAT SAMA PADA
SAAT BERBELOK
Untuk
tipe suspensi yang tie rod nya terletak di belakang spindl;e , knuckle arm sedikit diserongkan ke arah dalam ( 0
) .
7 SIDE
SLIP
Side
slip adalah jumlah jarak slipnya roda kiri dan kanan ke arah samping pada saat kendaraan bergerak .
Side
slip diukur dengan side slip senter pada
saat kendaraan bergerak lurus dan perlahan .
Side
slip pada umumnya dinyatakan dalam mm ,
per 1 meter bergeraknya kendaraan ke depan . Pada umumnya besarnya side slip adalah 0 –
3 mm (
0, - 0,118
In
Tujuan
mengukur side slip adalah untuk menilai wheel aligment secara keseluruhan pada saat kendaraan berjalan lurus .
Terjadinya
side slip terutama disebabkan oleh kesalahan
Camber dan Toe – in , akan tetapi Caster dan sudut King Pin (
Steering Axis Inclanition ) perlu
mendapat perhatian pula .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar